Panduan Olahraga Sehat bagi Pemula dan Lansia

Rabu, 10 September 2025 | 08:45:30 WIB
Panduan Olahraga Sehat bagi Pemula dan Lansia

JAKARTA - Olahraga merupakan salah satu cara penting untuk menjaga kesehatan tubuh di segala usia. Namun, setiap individu, baik yang masih muda maupun sudah lanjut usia, perlu menyesuaikan jenis olahraga dengan kondisi fisik yang dimiliki. Dengan pemilihan aktivitas yang tepat, manfaat kesehatan dapat diraih tanpa menimbulkan risiko berlebih pada tubuh.

Masyarakat sering kali menanyakan apakah lansia atau pemula tetap bisa berlari seperti halnya orang yang sudah terbiasa berolahraga. Menurut dr. Listya Tresnanti Mirtha, seorang dokter subspesialis kedokteran olahraga di Jakarta, jawabannya tergantung kondisi fisik dan medis setiap orang.

“Tapi bukan tidak mungkin untuk berlari, tergantung pada kondisi masing-masing. Kondisi medis tertentu, misalnya artritis, radang sendi, lebih cocok untuk dilakukan jalan kaki,” kata dr. Listya.

Secara umum, lanjutnya, usia lanjut lebih disarankan untuk melakukan olahraga jalan kaki. Pertimbangannya sederhana, yaitu risiko yang rendah pada persendian sehingga tetap memberi manfaat tanpa menimbulkan beban berlebihan.

Jalan Kaki sebagai Alternatif Aman

Bagi individu yang sedang dalam tahap pemulihan dari cedera, istirahat dari olahraga lari sering kali diperlukan. Dalam kondisi ini, berjalan dapat menjadi pilihan yang aman karena berdampak lebih rendah dan tidak memperparah cedera yang ada. Hal ini sejalan dengan prinsip olahraga sebagai sarana pemulihan, bukan penambah masalah baru.

Selain itu, penting bagi setiap orang untuk memahami tujuan latihan dan target pribadi yang ingin dicapai. Baik berjalan maupun berlari, keduanya harus disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing. “Tidak bisa disamakan dengan orang lain,” ujar Listya menegaskan.

Untuk mereka yang memiliki tingkat kebugaran tinggi, berlari justru sangat disarankan karena memberikan tantangan lebih serta manfaat kesehatan yang lebih besar. Namun, sekali lagi, keputusan ini harus diambil dengan memperhatikan kondisi individual.

Konsultasi dengan Dokter dan Perencanaan Latihan

Listya mengingatkan bahwa konsultasi dengan dokter merupakan langkah yang tidak boleh diabaikan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu. “Kemudian tentu saja konsultasi ke dokter sebelum memulai melakukan program latihan, terutama pada kondisi-kondisi medis tertentu,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya kepatuhan serta konsistensi dalam menjalani aktivitas olahraga. Untuk itu, seseorang perlu menetapkan tujuan yang realistis dan sesuai kemampuan. Membuat jadwal latihan yang teratur dan sesuai porsi diyakini sebagai strategi efektif untuk menjaga konsistensi dalam berolahraga.

Perencanaan ini dapat dipermudah dengan bantuan aplikasi pemantau aktivitas harian. Dengan aplikasi tersebut, perkembangan latihan bisa diukur secara objektif, sehingga motivasi untuk terus bergerak akan meningkat. Tak hanya itu, bergabung dengan komunitas olahraga juga menjadi cara yang baik untuk menjaga semangat serta memperoleh dukungan dari sesama.

Metode Jeffing untuk Pemula

Bagi pemula yang baru ingin mulai rutin berolahraga, Listya menyarankan metode Jeffing, yaitu kombinasi antara jalan dan lari. Metode ini dikenal minim risiko cedera sekaligus mampu meningkatkan daya tahan tubuh secara bertahap.

Dengan pendekatan kombinasi ini, kapasitas aerobik seseorang dapat meningkat secara perlahan, serta tetap bisa disesuaikan dengan tingkat kebugaran maupun tujuan latihan individu. Artinya, metode ini fleksibel dan ramah untuk siapa saja yang baru memulai.

Pentingnya Pemanasan dan Perlengkapan yang Tepat

Selain memilih metode olahraga yang sesuai, ada hal lain yang tidak kalah penting, yaitu melakukan pemanasan sebelum berolahraga. Pemanasan bertujuan menyiapkan tubuh agar lebih siap menghadapi aktivitas fisik serta mengurangi risiko cedera otot maupun sendi.

Pemilihan alas kaki yang tepat juga tidak boleh diabaikan. Sepatu olahraga yang sesuai dapat membantu mengurangi tekanan berlebih pada persendian, menjaga kenyamanan, sekaligus menekan kemungkinan terjadinya cedera.

Olahraga sebagai Investasi Kesehatan

Melalui penjelasan dr. Listya, terlihat bahwa olahraga bukan sekadar aktivitas rutin, melainkan investasi jangka panjang bagi kesehatan tubuh. Untuk lansia dan pemula, jalan kaki, kombinasi jalan-lari, atau olahraga ringan lainnya sudah cukup memberi dampak positif asalkan dilakukan secara konsisten dan benar.

Yang terpenting, setiap individu harus menyadari bahwa olahraga bersifat sangat personal. Tidak ada satu pola yang sama untuk semua orang. Faktor usia, kondisi medis, tingkat kebugaran, serta tujuan pribadi harus menjadi pertimbangan utama dalam memilih jenis aktivitas.

Dengan pendekatan yang hati-hati dan terencana, olahraga akan menjadi bagian menyenangkan dari gaya hidup sehat, bukan beban. Komitmen, konsistensi, serta kesadaran menjaga diri menjadi kunci keberhasilan dalam jangka panjang.

Pada akhirnya, baik berjalan maupun berlari, olahraga harus membawa manfaat dan kenyamanan. Dengan mengikuti saran dokter, menetapkan tujuan realistis, serta memilih metode yang tepat, masyarakat dapat meraih manfaat kesehatan sekaligus menghindari risiko cedera.

Terkini

OPPO A6 Pro Tawarkan Performa Unggul dan Tahan Lama

Rabu, 10 September 2025 | 15:36:32 WIB

Dell Tawarkan Laptop Berkualitas Untuk Segala Kebutuhan

Rabu, 10 September 2025 | 15:36:29 WIB

HP Victus 15: Laptop Gaming Andalan Harga Terjangkau

Rabu, 10 September 2025 | 15:36:26 WIB

LG QNED86 100 Inci Hadir Memukau Rumah Anda

Rabu, 10 September 2025 | 15:36:20 WIB

Toshiba Perkenalkan Regza Z770R, Smart TV Cerdas AI

Rabu, 10 September 2025 | 15:36:16 WIB