Bank Jatim Perkuat Sinergi Keuangan Syariah Melalui IIFS 2025

Minggu, 09 November 2025 | 13:25:11 WIB
Bank Jatim Perkuat Sinergi Keuangan Syariah Melalui IIFS 2025

JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menunjukkan komitmen kuat dalam memperluas akses keuangan syariah melalui dukungan penyelenggaraan Indonesia Islamic Finance Summit (IIFS) 2025. 

Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi strategis Bank Jatim dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur, yang menghadirkan workshop bertema Sinergi Perbankan Syariah dalam Rangka Perluasan Akses Layanan Perbankan Syariah.

Workshop tersebut berlangsung di Kantor Pusat Bank Jatim, dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, Direktur Utama Bank Jatim Winardi Legowo, seluruh direksi, dewan komisaris, dewan pengawas syariah Bank Jatim, serta pejabat eksekutif lainnya. 

Acara ini menjadi momen penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor, meningkatkan literasi keuangan syariah, dan memperluas jangkauan layanan ke seluruh lapisan masyarakat.

Kesadaran Publik Terhadap Keuangan Syariah Terus Meningkat

Dian Ediana Rae menekankan bahwa di era modern saat ini, inovasi dan perluasan akses layanan keuangan syariah menjadi sangat penting. Kesadaran masyarakat terhadap ekonomi berbasis syariah terus meningkat, tetapi diperlukan langkah nyata agar produk keuangan syariah lebih dikenal dan digunakan secara merata.

“Permintaan terhadap layanan keuangan syariah terus tumbuh. Maka penting bagi kita untuk meresponsnya melalui inovasi, efisiensi produk, serta integrasi ekosistem. Inovasi keuangan syariah harus mampu menggabungkan nilai ekonomi dan sosial agar memberikan keberkahan bagi masyarakat,” ujar Dian.

Data industri keuangan syariah nasional menunjukkan pertumbuhan positif. Hingga Agustus 2025, total agregasi aset mencapai Rp3.030 triliun, meningkat 11,4 persen dibandingkan total aset industri keuangan nasional. 

Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa keuangan syariah memiliki prospek kuat sebagai penggerak ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Jawa Timur, Provinsi dengan Ekosistem Syariah Aktif

Dian Ediana Rae menyoroti Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan ekosistem keuangan syariah paling aktif di Indonesia. Dukungan ribuan pesantren, jutaan santri, dan pelaku UMKM halal menjadi fondasi kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis syariah.

 Tahun ini, Jawa Timur berhasil meraih 10 penghargaan Anugerah Adinata Syariah 2025, yang menunjukkan kontribusi besar daerah ini terhadap penguatan kesejahteraan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Pertumbuhan ekonomi syariah di Jawa Timur sangat kuat karena didukung oleh pondasi sosial dan pendidikan yang mapan,” ujar Dian. 

Secara nasional, aset perbankan syariah mencapai Rp975,94 triliun dengan pangsa pasar 7,44 persen, sementara pasar modal syariah mencapai Rp1.832,3 triliun dengan pangsa pasar 19,92 persen. Hal ini menandakan potensi besar bagi industri keuangan syariah untuk terus berkembang.

Sinergi dan Kolaborasi sebagai Kunci Keberhasilan

Winardi Legowo menjelaskan bahwa IIFS 2025 menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi, kolaborasi, dan inovasi di sektor keuangan syariah. 

Menurutnya, ekonomi syariah memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan, sejalan dengan pembangunan ekonomi daerah yang terus digalakkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Seminar tematik IIFS 2025 menghadirkan para narasumber dengan topik-topik menarik, sekaligus diadakan seremonial penandatanganan kerja sama strategis. Beberapa kerja sama yang ditandatangani antara lain:

Kerja sama layanan keuangan dengan Rumah Sakit Aisyah Bojonegoro, sebagai wujud dukungan perbankan syariah terhadap sektor kesehatan berbasis nilai islami.

Kerja sama dengan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui layanan perbankan syariah.

Nota Kesepahaman Cash Waqf Linked Deposit (CWLD) bersama Rumah Wakaf Indonesia dan Gerakan Wakaf Indonesia, yang menjadi instrumen inovatif menggabungkan fungsi investasi dan wakaf sosial.

CWLD memungkinkan nasabah berinvestasi melalui deposito, kemudian keuntungan dari bagi hasil disalurkan sebagai wakaf untuk program sosial yang bermanfaat. Contohnya, dukungan modal usaha bagi pelaku usaha kopi di Surabaya serta program budidaya pisang cavendish melalui Gerakan Wakaf Indonesia. 

Winardi menekankan, kolaborasi ini memperluas ekosistem keuangan syariah sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Jawa Timur dan Indonesia.

Komitmen Bank Jatim Mendukung Inklusi Keuangan Syariah

Sebagai Bank Pembangunan Daerah, Bank Jatim menegaskan komitmennya mendukung program pemerintah dan OJK dalam memperluas akses serta memperkuat ekosistem keuangan syariah. Winardi menambahkan, sinergi antara regulator, pelaku industri, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.

“Kami berharap forum ini akan melahirkan berbagai gagasan, kolaborasi, dan inovasi yang dapat mempercepat transformasi serta penguatan industri keuangan syariah nasional, serta memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas, khususnya di Jawa Timur,” ujar Winardi.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menambahkan, Bank Jatim harus memiliki level of commitment tinggi untuk mengembangkan produk syariah di Unit Usaha Syariah. Ia menegaskan bahwa potensi ekonomi syariah masih sangat besar dan ruang pertumbuhan masih luas.

“IIFS ini adalah satu bukti, satu momentum untuk meneguhkan komitmen Bank Jatim yang turut mengembangkan fungsinya yang harus maju, harus all out karena potensi ekonomi syariah masih sangat besar. Upaya mendorong inklusi syariah ini sebenarnya bukan hanya terjadi di Jatim saja, tapi seluruh Indonesia,” tutup Emil.

Melalui workshop, seminar, dan kolaborasi strategis, Bank Jatim membuktikan bahwa pengembangan keuangan syariah bukan sekadar teori, tetapi implementasi nyata untuk mendukung kesejahteraan sosial, pertumbuhan ekonomi daerah, dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Terkini